Yang
Umum diucapkan di Awal Pembicaraan
[JAP] Ohayou / Ohayou gozaimasu
[INA] “selamat pagi”
[JAP] Konnichiwa
[INA] “selamat siang”
[JAP] Konbanwa
[INA] “selamat malam”
[JAP] Yoroshiku onegaishimasu
[INA] “mohon bimbingannya” /
“mohon bantuannya”
–> (biasanya diucapkan pada
saat berkenalan, atau pada saat akan mengerjakan sesuatu bersama-sama)
[JAP] O genki desu ka?
[INA] “Apakah Anda sehat?”
[JAP] O kage desu
[INA] “Saya sehat-sehat saja.”
–> (digunakan untuk menjawab “O genki desu
ka?”)
[JAP] Kyou wa ii o tenki desu ne?
[INA] “Cuaca hari ini bagus,
bukan?”
[JAP] Youkoso!
[INA] “Selamat datang!”
[JAP] Moshi-moshi…
[INA] “Halo…” (berbicara lewat
telepon)
Yang
Umum diucapkan Selama Percakapan Berlangsung
[JAP] Hai
[INA] “Ya”
–> (untuk menyetujui sesuatu
atau menjawab pertanyaan)
[JAP] Iie
[INA] “Tidak”
–> (kebalikannya “hai”)
[JAP] Arigatou / Arigatou
gozaimasu
[INA] “Terima kasih”
–> (gozaimasu di sini dipakai
untuk ucapan formal, atau bisa juga menyatakan “terima kasih banyak”)
[JAP] Gomen na sai
[INA] “Mohon maaf”
[JAP] Sumimasen
[INA] “Permisi”
–> (bisa juga diterapkan untuk
minta maaf seperti “gomen na sai”)
[JAP] Zannen desu
[INA] “sayang sekali” / “amat
disayangkan”
[JAP] Omedetou, ne
[INA] “Selamat ya”
–> (untuk beberapa hal yang
baru dicapai, e.g. kelulusan, menang lomba, dsb)
[JAP] Dame / Dame desu yo
[INA] “jangan” / “sebaiknya
jangan”
[JAP] Suteki desu ne
[INA] “Bagus ya…” / “indah ya…”
–> (untuk menyatakan sesuatu
yang menarik, e.g. ‘hari yang indah’)
[JAP] Sugoi! / Sugoi desu yo!
[INA] “Hebat!”
[JAP] Sou desu ka
[INA] “Jadi begitu…”
–> (menyatakan pengertian atas
suatu masalah)
JAP] Daijoubu desu / Heiki desu
[INA] “(saya) tidak apa-apa” /
“(saya) baik-baik saja”
Jika
Anda Kesulitan menangkap Ucapan Lawan Bicara Anda
[JAP] Chotto yukkuri itte
kudasai.
[INA] “Tolong ucapkan lagi dengan
lebih lambat.”
[JAP] Mou ichido itte kudasai.
[INA] “Tolong ucapkan sekali
lagi.”
[JAP] Motto hakkiri itte kudasai.
[INA] “Tolong ucapkan dengan
lebih jelas.”
Untuk
Mengakhiri Pembicaraan
JAP] Sayonara
[INA] “Selamat tinggal”
[JAP] Mata aimashou
[INA] “Ayo bertemu lagi
kapan-kapan”
[JAP] Ja, mata / mata ne
[INA] “Sampai jumpa”
[JAP] Mata ashita
[INA] “Sampai jumpa besok”
Beberapa
Kalimat yang Tidak Selalu Muncul dalam Dialog, tetapi merupakan Elemen
Kebudayaan Jepang
[JAP] Irasshaimase!
[INA] “Selamat datang!”–>
(kalimat ini hanya diucapkan oleh petugas toko ketika Anda berkunjung)
[JAP] Ittekimasu!
[INA] “Berangkat sekarang!”–>
(kalimat ini diucapkan ketika Anda hendak pergi meninggalkan rumah pada orang
yang tetap tinggal di dalam)
[JAP] Itterasshai
[INA] “Hati-hati di jalan”
–> (diucapkan ketika seseorang
hendak pergi ke luar rumah; umumnya sebagai jawaban untuk “Ittekimasu”)
[JAP] Itadakimasu
[INA] [literal] “Terima kasih
atas makanannya”
–> (kalimat ini sebenarnya
tidak diartikan secara harfiah. Masyarakat Jepang biasanya mengucapkan kalimat
ini sebagai ungkapan rasa syukur atas makanan yang dihidangkan)
[JAP] Gochisousama deshita
[INA] [literal]
“perjamuan/hidangan sudah selesai”
–> (seperti “Itadakimasu”, kalimat
ini juga tidak diartikan secara harfiah. Masyarakat Jepang pada umumnya
mengucapkan kalimat ini seusai makan)
[JAP] Kimochi ii…!
[INA] [literal] “terasa nyaman”
–> (umum diucapkan jika Anda
merasakan sesuatu yang nyaman di suatu tempat. E.g. ketika Anda pergi ke gunung
dan merasa bahwa udaranya bagus, kalimat ini bisa dipakai untuk
mengekspresikannya. ^^ )
Bentuk-bentuk Kata Kerja Dalam
Bahasa Jepang
Dalam bahasa Jepang, kata kerja
dikelompokkan menjadi tiga bagian, yakni: (1) Godan, (2) Ichidan, dan (3)
Irregular (i.e. tidak tergolong dalam dua grup sebelumnya).
Secara fungsi hampir tidak ada
bedanya antara tiga grup tersebut — semuanya sama-sama bersifat kata kerja,
punya bentuk waktu, dan sebagainya. Yang membedakan cuma infleksi (perubahan
bentuk)-nya saja.
Seperti apa perbedaan dan
ketentuannya, akan segera kita lihat berikut ini.
1. Ichidan Verb
Ichidan verb ( ー段 ) adalah kata kerja yang bentuk
dasarnya berakhiran -*eru atau -*iru. Sebagai contoh,
[latin] Kakeru
[kana] かける
[kanji] 掛ける (en: to wear, to put on)
—> -*eru diwakili oleh -keru
[latin] Oriru
[kana] おりる
[kanji] 下りる (en: to descend)
—> -*iru diwakili oleh -riru
[latin] Taberu
[kana] たべる
[kanji] 食べる (en: to eat)
—> -*eru diwakili oleh -beru
Di sini kita lihat bahwa Ichidan
verb ditentukan oleh akhiran -*iru atau -*eru. Perlu dicatat bahwa -*iru dan
-*eru tersebut BUKAN imbuhan — mereka adalah bagian dari kata dasar.
Jadi, kalau kita hendak lihat di
kamus, maka di sana akan tertulis “kakeru”, “oriru”, dan “taberu”. Inilah yang
disebut sebagai Ichidan verb.
2. Godan Verb
Godan ( 五段 ) adalah kelompok kata kerja
yang paling besar di antara ketiga grup kata kerja. Godan verb pada umumnya
memiliki akhiran sebagai berikut:
-ku ( -く ), -gu ( -ぐ ), -su ( -す ), -tsu ( -つ ), -nu ( -ぬ ), -bu ( -ぶ ), -mu ( -む ), -ru ( -る ), -u ( -う )
Sebagai contoh…
[latin] Kaoru
[kana] かおる
[kanji] 薫る (en: to smell sweet)
[latin] Asobu
[kana] あそぶ
[kanji] 遊ぶ (en: to play)
[latin] Kau
[kana] かう
[kanji] 買う (en: to buy)
Satu hal yang harus diingat:
terkadang, jika melihat kata berakhiran -ru, kita langsung menilai bahwa itu
Godan. Padahal belum tentu — sebagaimana
sudah dibahas, ada kemungkinan bahwa itu
adalah Ichidan (akhiran -*iru, -*eru).
Perbedaan antara Ichidan dan
Godan akan berpengaruh dalam membentuk infleksi, terutama bentuk waktu — jika
tidak ada halangan, ini akan kita bahas di bagian 8 kelak.
3. Irregular Verb
Di samping Ichidan dan Godan,
terdapat satu grup yang kata kerjanya bersifat pengecualian/tidak tergabung di
antaranya. Grup ini hanya berisi dua kata kerja, yakni:
IRREGULAR I:
[latin] suru
[kana] する
[kanji] 為る ; meskipun begitu lebih sering
ditulis dengan kana
(en: to do)
IRREGULAR II:
[latin] kuru
[kana] くる
[kanji] 来る (en: to come)
Dengan demikian, kita sudah
membahas tentang pengelompokan kata kerja. Selanjutnya kita akan membahas
tentang bentuk positif dan negatif.
Infleksi (Perubahan Bentuk):
Positif dan Negatif
Sebagaimana umumnya sebuah
bahasa, bahasa Jepang juga mempunyai bentuk positif dan negatif. Sekarang kita
akan membahas bentuk positif dan negatif dari kata kerja yang sudah dibahas.
Untuk memudahkan, berikut ini
saya tampilkan dalam bentuk tabel:
a) Bentuk Negatif: Ichidan
b) Bentuk Negatif: Godan
c) Bentuk Negatif: Irregular
Sebagaimana bisa dilihat, bentuk
negatif dalam bahasa Jepang pada umumnya berakhiran -nai ( -ない ). Meskipun begitu akhiran yang
berbeda memberikan bentuk negatif yang berbeda — sebagai contoh, “asoBU”
memiliki bentuk negatif “asoBANAI”. Jadi tidak bisa sekadar mencomot akhiran
dan menggantinya dengan -nai. ^^
***
Penjelasan tentang kata kerja
kita akhiri sementara di sini. Jika tidak ada halangan, maka saya akan
sempatkan membahas tentang tense di [nihongo-8] kelak… that is, jika saya tidak
dilanda kesibukan.
Terima kasih atas perhatiannya.
Seperti biasa, koreksi dan masukan pembaca sangat diharapkan (kalau ada).
[nihongo-1] Kalimat Aktif
Sederhana dalam Bahasa Jepang
Juli 6, 2007 oleh sora9n
Catatan:
Post-post lain tentang bahasa
Jepang di blog ini bisa Anda temukan di halaman direktori nihongo.
First off…
Secara umum, bahasa Jepang memiliki struktur
kalimat yang berbeda dengan bahasa Indonesia dan Inggris. Perbedaannya bisa
dijabarkan sebagai berikut:
[ENG] I eat chocolate.
[INA] Saya makan coklat.
Dari contoh di atas, terlihat
bahwa bahasa Indonesia memiliki struktur kalimat yang mirip dengan bahasa
Inggris. Jika kita hendak menerjemahkan kalimat pertama ke bahasa Indonesia,
maka kita cuma perlu mengganti kata “I” dengan “Saya”, “eat” dengan “makan”,
dan “chocolate” dengan “coklat”. Di sini, kita tidak perlu menukar posisi
antara subyek, predikat, maupun obyek untuk melakukan penerjemahan.
Bagaimana dengan bahasa Jepang?
Dalam bahasa Jepang, hal tersebut
tidak bisa diterapkan. Terjemahan kata-per-kata dari kalimat di atas adalah
sebagai berikut:
saya = watashi = 私
makan = taberu = 食べる
coklat = CHOKOREETO = チョコレート
Meskipun begitu, contoh “saya
makan coklat” di atas akan diterjemahkan dalam bahasa Jepang menjadi:
[JAP] Watashi wa CHOKOREETO wo
taberu.
[JAP] 私 は チョコレート を 食べる
Mengapa?
Ini karena kalimat dalam bahasa Jepang memakai
struktur Subyek-Obyek-Predikat, dan menggunakan partikel tertentu sebagai
pelengkap (yaitu “wa”/”ga” setelah subyek, dan “wo” untuk obyek). Kalau dilihat
kata-per-kata dalam bahasa Indonesia, maka terjemahan di atas akan jadi seperti
berikut:
[JAP] Watashi wa CHOKOREETO o
taberu.
[INA] Saya, coklat, makan
Hmm, tapi ini kurang enak untuk
dibaca. Lebih cocok kalau kita
menerjemahkannya sebagai berikut:
[JAP] Watashi wa CHOKOREETO wo
taberu.
[INA] Oleh saya, coklat dimakan.
Dengan panduan tersebut, kita
bisa menerjemahkan bentuk kalimat Jepang yang paling dasar. That is, kalimat
aktif sederhana. Tentunya kosakata baru harus dipelajari sendiri — baik lewat
kamus maupun otodidak.
Contoh lainnya…
[JAP] Neko wa nezu o oikakeru.
[JAP] 猫は鼠を追い掛ける
-> “neko” (猫) = “kucing”
-> “nezu” (鼠) = “tikus”
-> “oikakeru (追い掛ける) = “mengejar”
[INA1] Oleh kucing, tikus
dikejar.
[INA2] Kucing mengejar tikus
(bentuk disempurnakan)
***
Jika kita tidak menggunakan obyek
dalam kalimat dan hanya memakai subyek-predikat, maka cara penerjemahan di atas
tak perlu dilakukan. Kita bisa menerjemahkan kata-per-kata begitu saja.
E.g.
[JAP] Ano hito ga hashiru.
[JAP] あの人が走る
-> “ano hito” (あの人) = “orang itu”
-> “hashiru” (走る) = “berlari”
[INA] Orang itu berlari
[JAP] Kaze ga fuku.
[JAP] 風が吹く
-> “kaze” (風) = “angin”
-> “fuku” (吹く) = “bertiup”
[INA] Angin bertiup.
Ini juga berlaku untuk
menjelaskan perihal suatu benda atau orang, hanya saja di akhirnya perlu
ditambahkan partikel “desu” (atau bentuk informalnya, “da”).
[JAP] Namae wa Sora desu.
[JAP] 名前はソラです
-> “namae” (名前) = “nama”
[INA] Nama (saya) adalah Sora.
[JAP] Aitsu wa otoko da.
[JAP] あいつは男だ
-> “aitsu” (あいつ) = “orang itu” (bentuk informal)
-> “otoko” (男) = “laki-laki/pria dewasa”
[INA] Orang itu laki-laki
***
Yang sudah dijelaskan di atas
adalah struktur kalimat aktif sederhana dalam bahasa Jepang. Dalam pembahasan
selanjutnya, saya akan coba menulis tentang partikel pembentuk keterangan dalam
bahasa Timur ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar